Mengenal Berbagai Metode Pelaksanaan Pondasi

Apapun jenis bangunan yang ingin kita bangun, pondasi adalah elemen penting yang harus diperhatikan secara serius. Tanpa fondasi yang kuat dan kokoh, semua usaha untuk membangun sebuah struktur akan sia-sia. Karena itu, penting bagi kita untuk mengenal berbagai metode pelaksanaan pondasi agar dapat memilih opsi terbaik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan. Yuk simak lebih lanjut dalam artikel ini!

Mengenal Jenis Pondasi dan Metode Pengerjaannya

Pondasi adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menahan beban yang diterima oleh bangunan. Beban ini berasal dari berat bangunan itu sendiri, beban angin, dan beban gempa. Pondasi terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Pondasi tiang (poles foundation), pondasi telapak (footing foundation), pondasi batu kali (pile foundation)

Jenis pondasi di atas memiliki metode pelaksanaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dibahas mengenai metode pelaksanaan masing-masing jenis pondasi.

1. Pondasi Tiang (Poles Foundation)

Metode pelaksanaan pondasi tiang adalah dengan cara menancapkan batang-batang baja ke dalam tanah hingga kedalaman tertentu. Kemudian, batang-batang tersebut dihubungkan satu sama lain dengan plat besi dan diikat dengan baut untuk membentuk sebuah struktur yang kokoh. Setelah semua proses pemasangan selesai, pondasi tiang siap untuk menerima beban bangunan.

2. Pondasi Telapak (Footing Foundation)

Metode pelaksanaan pondasi telapak adalah dengan cara membuat lubang di tanah hingga kedalaman tertentu. Kemudian, bagian dalam lubang tersebut akan diisi dengan semen dan didirikan tembok beton pada bagian atasnya. Setelah semua proses pemasangan selesai, pondasi telapak siap untuk menerima beban bangunan.

3. Pondasi Batu Kali (Pile Foundation)

Metode pelaksanaan pondasi batu kali adalah dengan cara menancapkan batu-batu besar ke dalam tanah hingga kedalaman tertentu. Setelah semua proses pemasangan selesai, pondasi batu kali siap untuk menerima beban bangunan dan berfungsi sebagai struktur yang kokoh untuk menahan beban tersebut.

Kondisi Tanah untuk Tiap Jenis Pondasi

Ketika akan mendirikan sebuah bangunan, pondasi merupakan hal yang utama dan paling penting untuk diperhatikan. Pondasi bertujuan untuk menahan beban berat dari bangunan itu sendiri serta memberikan kestabilan agar bangunan tidak mudah goyah atau roboh.

Berdasarkan jenisnya, pondasi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Pondasi tiang (strip foundation)
2. Pondasi telapak (pad foundation)
3. Pondasi batu kali/cavity wall foundation

Pondasi tiang digunakan apabila beban dari bangunannya relatif ringan dan ukuran tanahnya cukup luas sehingga memungkinkan untuk dilakukannya pengecoran secara keseluruhan. Untuk mendirikan pondasi ini, jarak antar-tiang haruslah homogen dan seragam agar tegangannya dapat terdistribusi dengan baik pada seluruh struktur beton.

Kedalaman pondasi tiang biasanya dalam kisaran 1 meter hingga 1,5 meter. Kondisi tanah yang ideal untuk pondasi tiang adalah tanah lunak yang subur dengan kadar air yang rendah. Pondasi telapak biasanya digunakan apabila beban dari bangunannya relatif berat dan ukuran tanah tidak memungkinkan untuk dilakukannya pengecoran secara keseluruhan.

Kedalaman pondasi telapak ini biasanya lebih dalam lagi, dari sekitar 1,5 meter hingga 3 meter, tergantung pada jenis tanahnya. Contohnya, untuk jenis tanah lunak seperti pasir atau lempung, maka cukup dengan menggali 1,5 meter ke bawah. Namun untuk jenis tanah keras seperti batu kali atau lumpur liat, maka harus digali sampai 3 meter ke bawah.

Kondisi tanah yang ideal untuk pondasi telapak adalah tanah keras yang stabil dengan kadar air yang rendah. Pondasi batu kali/cavity wall foundation biasanya digunakan apabila beban dari bangunannya relatif berat dan ukuran tanahnya cukup luas.

Pondasi ini merupakan pondasi yang paling dalam, dalam kisaran 3 meter hingga 5 meter ke bawah permukaan tanah. Kondisi tanah yang ideal untuk pondasi batu kali/cavity wall foundation adalah tanah yang stabil dengan struktur yang homogen dan kadar air yang rendah.

Cara Memilih Pondasi yang Tepat untuk Bangunan

Dalam memilih pondasi untuk bangunan, pertama-tama Anda harus menentukan tipe bangunan yang akan dibangun. Pondasi rumah tinggal berbeda dengan pondasi gedung bertingkat, dan sebagainya. Setelah itu, Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti kondisi tanah, iklim, curah hujan, dan lain sebagainya.

Jika Anda tidak yakin dengan metode pelaksanaan pondasi yang akan digunakan, sebaiknya Anda menggunakan jasa ahli konstruksi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Selanjutnya, Anda perlu memilih jenis pondasi yang tepat untuk bangunan yang akan dibangun. Pondasi tapak adalah pilihan yang populer untuk rumah tinggal sederhana, sedangkan pondasi kolom dan tiang beton lebih cocok untuk gedung bertingkat. Beberapa jenis pondasi lainnya termasuk pondasi pasangan, pondasi telapak, dan lain sebagainya.

Setelah itu, Anda harus menentukan besarnya beban yang akan dialami oleh bangunan tersebut. Besarnya beban tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus statik atau melalui pengujian tanah. Hal ini penting agar tebal lapisan fondasi dapat disesuaikan dengan beban yang akan dialami oleh bangunan tersebut.

Selain itu, Anda perlu memperhatikan kondisi tanah dan iklim di daerah tersebut. Hal ini penting agar fondasi bangunan tetap stabil selama masa pemakaian. Beberapa contoh kondisi tanah yang perlu dippertimbangkan adalah tingkat kelembaban, pH tanah, dan lain sebagainya.

Terakhir, Anda harus mencari informasi tentang biaya pembuatan dan pemasangan pondasi untuk bangunan yang akan dibangun. Biaya ini dapat berbeda-beda tergantung pada jenis pondasi yang digunakan, besarnya beban yang dialami oleh bangunan tersebut, serta lokasi dimana pondasi dibangun. Jadi pastikan untuk mendapatkan informasi biaya dengan cara menghubungi ahli konstruksi atau perusahaan pemborong untuk mendapatkan estimasi biaya yang akurat.

Baca Juga: Ukuran Standar Pondasi Rumah Lantai 1

Penyebab Kerusakan Pondasi

Pondasi adalah bagian terpenting dari sebuah struktur bangunan. Pondasi berfungsi untuk menahan beban yang diterima dari struktur di atasnya. Beban tersebut berasal dari berat sendiri struktur, beban gaya (gaya angin, gempa, tekanan air tanah), dan beban aksi (gaya gesek akibat pergerakan tanah). Jika pondasi tidak kuat, maka struktur bangunan akan runtuh.

Berikut ini adalah beberapa penyebab kerusakan pondasi:

1. Tanah yang tidak stabil
2. Tekanan air tanah yang tinggi
3. Gempa bumi
4. Fluktuasi suhu yang drastis
5. Perubahan kondisi tanah akibat penggalian atau pembukaan tanah
6. Hama tanah seperti rayap atau tikus
7. Penggunaan bahan yang tidak cocok untuk membuat pondasi
8. Pengurusan yang tidak tepat untuk struktur bangunan, seperti pemasangan kolom salah atau tidak menyediakan drainase yang baik
9. Terjadinya pergerakan tanah akibat proses erosi atau proses lainnya