Perbedaan Konstruksi Modular dan Konvensional: Mana yang Lebih Unggul?

Industri bangunan terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan efisiensi. Salah satu inovasi yang mulai banyak digunakan adalah konstruksi modular, yang disebut-sebut sebagai alternatif dari metode konvensional. Perbedaan antara keduanya tidak hanya terletak pada proses pembangunan, tetapi juga dari segi waktu, biaya, hingga dampaknya terhadap lingkungan. Pemahaman yang baik mengenai kedua jenis konstruksi ini bisa membantu dalam menentukan metode yang paling sesuai untuk suatu proyek.

Perbedaan Konstruksi Modular dan Konvensional: Mana yang Lebih Unggul?

Apa Itu Konstruksi Modular?

Konstruksi modular adalah metode pembangunan yang dilakukan dengan membuat bagian-bagian bangunan (modul) di pabrik, kemudian mengangkutnya ke lokasi untuk dirakit menjadi satu bangunan utuh. Setiap modul bisa berupa satu ruangan atau bagian dari bangunan yang sudah memiliki dinding, lantai, bahkan atap.

Baca Juga: Kesalahan Umum dalam Pemasangan Besi Tulangan dan Dampaknya

Karakteristik Konstruksi Modular

Konstruksi modular merupakan metode pembangunan modern yang menggunakan sistem fabrikasi di luar lokasi proyek. Bagian-bagian bangunan, atau yang disebut modul, dirancang dan diproduksi di pabrik dengan standar tertentu, lalu dikirim ke lokasi untuk dirakit menjadi satu kesatuan bangunan. Berikut ini beberapa karakteristik dari konstruksi modular: 

1. Modul dibuat di luar lokasi pembangunan

Pada metode konstruksi modular, bagian-bagian bangunan seperti dinding, lantai, atau ruangan utuh dirancang dan diproduksi di fasilitas khusus seperti pabrik. Proses ini dilakukan secara terpisah dari lokasi proyek utama sehingga tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca maupun kendala di lapangan.

2. Perakitan dilakukan di lapangan setelah modul selesai

Setelah proses pembuatan modul selesai di pabrik, modul-modul tersebut diangkut ke lokasi proyek untuk dirakit menjadi bangunan yang utuh. Proses perakitan ini biasanya memakan waktu lebih singkat dibandingkan dengan metode konvensional karena setiap bagian sudah dalam kondisi siap pasang.

3. Proses pembangunan bisa berjalan bersamaan antara pekerjaan di pabrik dan persiapan di lokasi

Salah satu keunggulan utama dari konstruksi modular adalah kemampuannya untuk menjalankan dua proses secara paralel. Sementara modul sedang diproduksi di pabrik, pekerjaan persiapan di lokasi proyek seperti pondasi atau infrastruktur pendukung bisa dilakukan secara bersamaan. Hal ini membantu mempercepat keseluruhan durasi proyek secara signifikan.

Baca Juga: Sistem Konstruksi Modern: Inovasi Bangunan Masa Kini yang Efisien dan Cepat

Keuntungan Konstruksi Modular

Penggunaan konstruksi modular semakin populer karena menawarkan sejumlah keunggulan yang tidak selalu bisa didapatkan dari metode konvensional. Berikut ini keuntungan dari konstruksi Modular: 

1. Waktu pengerjaan lebih cepat 

Karena modul dibuat secara paralel dengan kegiatan di lokasi proyek, waktu pembangunan menjadi lebih efisien. Tidak perlu menunggu satu tahap selesai sebelum memulai tahap berikutnya, seperti yang biasanya terjadi pada konstruksi konvensional.

2. Lebih efisien dalam penggunaan material

Proses produksi yang dilakukan di lingkungan terkontrol memungkinkan perhitungan penggunaan material yang lebih akurat. Hal ini mengurangi kemungkinan terjadinya pemborosan bahan bangunan dan secara langsung menekan jumlah limbah konstruksi yang dihasilkan.

3. Kualitas modul lebih terkontrol

Produksi di dalam pabrik memungkinkan pengawasan kualitas yang lebih konsisten dan detail. Setiap modul melalui proses standar yang sama, sehingga hasil akhir memiliki tingkat presisi dan mutu yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengerjaan langsung di lapangan yang bisa dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal.

4. Minim gangguan lingkungan di lokasi pembangunan

Karena sebagian besar proses konstruksi dilakukan di luar lokasi proyek, aktivitas di lokasi pembangunan menjadi lebih minim. Hal ini mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sekitar seperti kebisingan dari alat berat, debu dari proses pemotongan, serta lalu lalang kendaraan proyek.

Apa Itu Konstruksi Konvensional?

Konstruksi konvensional merupakan metode pembangunan tradisional yang sudah digunakan sejak lama dan masih banyak diterapkan hingga saat ini. Dalam metode ini, seluruh proses pembangunan dilakukan secara langsung di lokasi proyek, mulai dari tahap awal seperti pembuatan pondasi, pembangunan struktur utama, pemasangan dinding, hingga tahap akhir berupa penyelesaian interior dan finishing. 

Baca Juga: Pemanfaatan Material Polimer Konstruksi pada Infrastruktur Masa Kini

Karakteristik Konstruksi Konvensional

Metode ini memiliki ciri khas tersendiri karena seluruh proses pengerjaannya dilakukan secara langsung di lokasi proyek, dengan tahapan kerja yang bersifat bertahap dan membutuhkan koordinasi yang matang di lapangan. Berikut ini ada beberapa karakteristik dari konstruksi konvensional: 

1. Seluruh proses pembangunan dilakukan langsung di lokasi proyek

Metode konstruksi konvensional mengandalkan pengerjaan secara langsung di lapangan. Mulai dari tahap awal seperti pengukuran, pembuatan pondasi, pemasangan struktur, hingga proses finishing seperti pengecatan dan pemasangan interior, semuanya dilakukan secara manual di lokasi pembangunan. Hal ini membuat keterlibatan fisik tenaga kerja dan alat berat di lokasi menjadi sangat tinggi.

2. Proses pengerjaan dilakukan secara bertahap dan berurutan

Setiap tahap pembangunan harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Misalnya, struktur bangunan tidak bisa didirikan sebelum pondasi selesai, dan pemasangan atap tidak bisa dilakukan sebelum struktur utama terbentuk. Pola kerja seperti ini membuat proses pembangunan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode lain yang bisa berjalan paralel.

3. Sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan lingkungan sekitar

Karena seluruh kegiatan dilakukan di lapangan terbuka, kondisi cuaca seperti hujan, angin kencang, atau panas ekstrem dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Begitu juga dengan akses jalan, topografi, serta kondisi tanah di lokasi proyek, semua faktor tersebut turut menentukan kemudahan atau kesulitan dalam proses pembangunan secara konvensional.

Baca Juga: Penerapan Bracing Kolom untuk Meningkatkan Ketahanan Seismik Bangunan

Kelebihan Konstruksi Konvensional

konstruksi konvensional memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya relevan hingga saat ini. Keunggulan utamanya terletak pada fleksibilitas desain dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi lokasi, termasuk wilayah yang sulit dijangkau. Berikut ini kelebihan dari konstruksi konvensional: 

1. Lebih fleksibel dalam penyesuaian desain 

Salah satu keunggulan dari metode ini adalah kemampuannya untuk menyesuaikan desain secara langsung di lapangan. Jika terjadi perubahan kebutuhan atau ada kesalahan pada perencanaan awal, tim di lapangan bisa segera melakukan penyesuaian tanpa harus menunggu revisi pada tahap produksi seperti dalam metode modular. Hal ini membuat konstruksi konvensional lebih adaptif terhadap perubahan kondisi di tengah jalan.

2. Cocok untuk diterapkan di daerah terpencil 

Tidak semua wilayah mudah dijangkau untuk membawa modul-modul besar dari pabrik. Dalam kasus seperti ini, pembangunan konvensional menjadi pilihan terbaik karena bahan bangunan bisa dibawa dalam jumlah kecil secara bertahap, dan proses pembangunan tetap bisa berlangsung meskipun lokasinya jauh dari pusat distribusi atau pabrik.

3. Memberikan peluang kerja lebih besar bagi tenaga lokal

Karena seluruh proses dilakukan di lokasi proyek, metode ini memungkinkan pemberdayaan masyarakat sekitar untuk terlibat sebagai tenaga kerja. Ini dapat membantu meningkatkan keterampilan dan pendapatan masyarakat setempat, sekaligus mengurangi biaya tenaga kerja dari luar daerah.

Baca Juga: Beton Bertulang vs Beton Biasa: Mana yang Lebih Cocok untuk Proyek Konstruksi?

Perbandingan Konstruksi Modular dan Konvensional

Untuk memahami keunggulan dan kekurangan masing-masing metode, penting untuk melihat perbandingan antara konstruksi modular dan konstruksi konvensional dari berbagai aspek. Berikut ini perbandingan konstruksi modular dan konvensional:

1. Waktu Pengerjaan

  • Konstruksi Modular: Proses pembangunan dapat diselesaikan lebih cepat karena pembuatan modul dilakukan di pabrik secara bersamaan dengan pekerjaan persiapan di lokasi proyek. Dengan sistem kerja paralel ini, total durasi pembangunan bisa dipangkas secara signifikan dibandingkan metode biasa.
  • Konstruksi Konvensional: Waktu pengerjaan cenderung lebih lama karena setiap tahap harus diselesaikan satu per satu secara berurutan di lapangan. Tidak adanya proses paralel membuat proyek lebih mudah tertunda jika ada hambatan teknis atau cuaca.

2. Biaya

  • Konstruksi Modular: Biaya pembangunan bisa lebih efisien dalam jangka panjang karena waktu pengerjaan yang lebih singkat serta penggunaan material yang lebih tepat guna. Selain itu, pengurangan limbah dan tenaga kerja yang lebih terorganisir turut membantu mengontrol pengeluaran.
  • Konstruksi Konvensional: Pengeluaran bisa membengkak terutama jika terjadi keterlambatan, perubahan desain di tengah jalan, atau kondisi cuaca yang tidak mendukung. Biaya tenaga kerja juga bisa meningkat karena waktu pengerjaan yang lebih panjang.

3. Dampak Lingkungan

  • Konstruksi Modular: Lebih ramah lingkungan karena menghasilkan lebih sedikit limbah konstruksi. Proses produksi yang terkontrol di pabrik juga mengurangi gangguan di lokasi pembangunan seperti kebisingan, debu, dan polusi lainnya.
  • Konstruksi Konvensional: Pekerjaan yang dilakukan sepenuhnya di lapangan sering kali menghasilkan lebih banyak limbah material dan gangguan lingkungan sekitar, seperti suara bising dan gangguan aktivitas masyarakat di sekitarnya.

4. Fleksibilitas Desain

  • Konstruksi Modular: Pilihan desain cenderung terbatas karena setiap modul harus memenuhi ukuran dan bentuk tertentu agar mudah diangkut serta dirakit di lokasi. Perubahan desain di tengah proses bisa memerlukan revisi besar pada seluruh modul.
  • Konstruksi Konvensional: Lebih unggul dalam hal fleksibilitas karena desain dapat disesuaikan langsung di lokasi selama proses pembangunan berlangsung. Perubahan atau penyesuaian bisa dilakukan tanpa mengganggu seluruh struktur bangunan.

5. Ketahanan dan Kualitas

  • Konstruksi Modular: Modul dibuat di lingkungan pabrik yang terkontrol, sehingga kualitasnya bisa lebih seragam dan terstandarisasi. Setiap bagian diuji dan diawasi sebelum dikirim ke lokasi, yang meningkatkan presisi dan daya tahan bangunan.
  • Konstruksi Konvensional: Kualitas hasil akhir sangat dipengaruhi oleh kondisi lapangan, cuaca, serta keterampilan tenaga kerja. Perbedaan standar antar tukang atau pekerja bisa menyebabkan hasil yang tidak selalu konsisten antar bagian bangunan.

Kesimpulan

Baik konstruksi modular maupun konvensional memiliki keunggulan masing-masing. Konstruksi modular cocok untuk proyek yang mengutamakan kecepatan, efisiensi, dan kualitas yang terstandarisasi. Sementara itu, metode konvensional lebih tepat digunakan jika proyek membutuhkan fleksibilitas tinggi dan adaptasi terhadap kondisi lokasi.

Pemilihan metode konstruksi sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan proyek, lokasi pembangunan, serta anggaran yang tersedia. Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing, proyek dapat berjalan lebih efektif dan menghasilkan bangunan yang sesuai harapan.

PT. Teknometal Konstruksi Utama adalah penyedia scaffolding dan shoring system dengan merek TEKNO, yang melayani kebutuhan proyek konstruksi di berbagai sektor seperti infrastruktur, gedung, energi, dan migas. Untuk informasi lebih lanjut atau kebutuhan jasa scaffolding dan shoring system, silakan hubungi melalui WhatsApp di  0811 998 057 atau email ke  info@teknoscaff.com.