Persyaratan Pekerjaan Bekisting yang Wajib Diketahui
Bekisting adalah salah satu komponen penting dalam konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai cetakan untuk menuangkan beton. Proses pembuatan bekisting yang baik dan sesuai standar sangat berpengaruh pada kualitas dan kekuatan struktur beton. Sebagai salah satu elemen utama dalam konstruksi, pekerjaan bekisting memerlukan perhatian khusus dalam hal material, teknik, dan prosedur pelaksanaan untuk memastikan hasil yang aman, efisien, dan sesuai dengan rencana desain. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai persyaratan pekerjaan bekisting yang wajib diketahui oleh setiap pelaksana dan pihak terkait dalam proyek konstruksi. Pembahasan ini mencakup jenis-jenis bekisting, material yang digunakan, persyaratan teknik, langkah-langkah pemasangan dan pembongkaran, serta faktor keselamatan yang harus diperhatikan.
Apa Itu Bekisting?
Bekisting adalah cetakan atau bentuk yang digunakan untuk menahan beton dalam keadaan cair hingga mengeras dan membentuk struktur yang diinginkan. Selain itu, bekisting umumnya digunakan dalam pekerjaan konstruksi seperti pembuatan kolom, balok, dinding, pelat lantai, dan struktur lainnya. Bekisting bertujuan untuk memberikan bentuk yang sesuai dengan desain arsitektural dan struktural, serta memastikan bahwa beton yang dituangkan memiliki bentuk dan ukuran yang tepat.
Terdapat berbagai jenis bekisting, termasuk bekisting kayu, logam, plastik, dan sistem bekisting yang dapat dipasang dan dilepas (dismantable). Pemilihan jenis bekisting tergantung pada jenis pekerjaan, volume pekerjaan, dan biaya yang tersedia.
Jenis-Jenis Bekisting
Bekisting dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan bahan yang digunakan dan fungsinya dalam konstruksi. Berikut adalah beberapa jenis bekisting yang umum digunakan dalam proyek konstruksi:
1. Bekisting Kayu
Bekisting kayu merupakan jenis bekisting yang paling tradisional dan banyak digunakan. Biasanya terbuat dari papan kayu yang disusun secara vertikal atau horizontal untuk membentuk cetakan beton. Bekisting kayu cocok untuk proyek berskala kecil hingga menengah, di mana fleksibilitas dan biaya rendah menjadi faktor utama.
2. Bekisting Logam (Steel Formwork)
Bekisting logam menggunakan bahan logam seperti baja atau aluminium yang memiliki ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan bekisting kayu. Jenis bekisting ini lebih tahan lama, kuat, dan dapat digunakan berulang kali. Biasanya digunakan untuk pekerjaan beton dengan volume besar atau proyek konstruksi dengan spesifikasi yang lebih ketat.
3. Bekisting Plastik
Bekisting plastik terbuat dari bahan polimer atau plastik keras yang dapat digunakan untuk membuat cetakan beton. Jenis bekisting plastik lebih ringan dan mudah dipindahkan, namun umumnya digunakan pada pekerjaan yang lebih kecil atau untuk pekerjaan dekoratif. Bekisting plastik juga memiliki kemampuan untuk memberikan hasil beton yang halus, cocok untuk pekerjaan yang memerlukan kualitas permukaan yang tinggi.
4. Bekisting Sistem Modular (Aluminium Formwork)
Bekisting sistem modular atau aluminium formwork adalah sistem bekisting yang dapat dipasang dan dibongkar kembali dengan mudah. Biasanya terbuat dari alumunium atau material ringan lainnya yang memiliki keunggulan dalam hal kemudahan pemasangan dan pembongkaran. Sistem ini ideal untuk pekerjaan dengan volume besar dan mengutamakan efisiensi waktu dan biaya.
Baca Juga: Apa Itu Long Drat?
Persyaratan Material Bekisting
Dalam pekerjaan bekisting, pemilihan material yang tepat sangat penting untuk memastikan kualitas dan ketahanan bekisting selama digunakan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait persyaratan material bekisting:
1. Kekuatan dan Ketahanan Material
Material bekisting harus memiliki kekuatan dan ketahanan yang cukup untuk menahan beban beton yang dituangkan serta tekanan selama proses pengeringan. Bahan seperti baja dan aluminium sering dipilih karena memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan dapat menahan beban berat dengan stabilitas yang terjaga.
2. Permukaan Bekisting
Permukaan material bekisting harus cukup halus agar tidak meninggalkan bekas atau cacat pada permukaan beton. Bekisting dengan permukaan kasar dapat menyebabkan beton menjadi tidak rata atau menghasilkan cacat yang mengurangi kualitas tampilan beton. Oleh karena itu, pastikan bahwa material bekisting memiliki permukaan yang halus dan bebas dari kotoran atau noda.
3. Ketahanan terhadap Cuaca dan Korosi
Bekisting, terutama yang terbuat dari material kayu dan logam, harus tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan korosi. Bekisting kayu, misalnya, harus dilindungi dengan lapisan pelindung untuk mencegah kerusakan akibat air atau kelembapan. Sementara itu, bekisting logam harus dilapisi dengan cat anti-karat agar tahan terhadap korosi selama penggunaan.
4. Daya Tahan dan Keawetan
Bekisting yang digunakan dalam proyek besar sebaiknya memiliki daya tahan yang lama dan dapat digunakan berulang kali. Sistem bekisting modular atau logam seperti aluminium atau baja lebih tahan lama dan dapat digunakan untuk proyek dengan volume pekerjaan yang tinggi. Bekisting yang kuat dan tahan lama dapat mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang.
Baca Juga: Kelebihan Menggunakan Catwalk Scaffolding untuk Proyek Bangunan
Persyaratan Teknik Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting tidak hanya bergantung pada pemilihan material yang tepat, tetapi juga pada teknik pemasangan dan pembongkaran yang benar. Berikut adalah beberapa persyaratan teknik yang harus dipenuhi dalam pekerjaan bekisting:
1. Ketinggian dan Posisi Bekisting
Bekisting harus dipasang dengan memperhatikan ketinggian dan posisi yang sesuai dengan desain struktur. Pemasangan bekisting yang tidak tepat dapat menyebabkan pergeseran atau perubahan bentuk selama pengecoran beton. Oleh karena itu, pastikan bekisting terpasang dengan kokoh dan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan.
2. Penyusunan Bekisting
Bekisting harus disusun dengan hati-hati dan rapat agar tidak ada celah atau ruang di antara panel-panel bekisting. Celah ini dapat menyebabkan beton bocor atau tidak memenuhi bentuk yang diinginkan. Pastikan setiap sambungan bekisting diperiksa dengan seksama untuk memastikan tidak ada celah yang dapat mengganggu hasil pengecoran.
3. Penguatan Bekisting
Penguatan bekisting sangat penting untuk menahan beban beton yang dituangkan, terutama pada bagian yang memiliki beban berat. Bekisting yang dipasang pada posisi vertikal atau horizontal harus dilengkapi dengan penguat tambahan agar tetap stabil dan tidak melengkung selama proses pengecoran. Penguatan bekisting biasanya menggunakan batang baja atau elemen penopang lainnya.
4. Sistem Pengunci Bekisting
Sistem pengunci yang digunakan pada bekisting harus aman dan kokoh. Pengunci yang longgar atau tidak terpasang dengan benar dapat menyebabkan bekisting bergerak selama pengecoran beton, yang dapat membahayakan pekerja dan merusak hasil pengecoran. Pastikan pengunci bekisting terpasang dengan baik dan sesuai dengan standar keselamatan.
Baca Juga: Jenis-jenis Long Drat Scaffolding dan Kelebihannya
Langkah-Langkah Pemasangan dan Pembongkaran Bekisting
Pemasangan dan pembongkaran bekisting adalah bagian penting dalam proses konstruksi beton. Bekisting berfungsi sebagai cetakan yang menopang beton hingga mengeras dan memperoleh kekuatan yang diperlukan. Berikut adalah langkah-langkah pemasangan dan pembongkaran bekisting yang umum dilakukan:
1. Pemasangan Bekisting
Pemeriksaan Lokasi: Pastikan lokasi pekerjaan sudah siap dan aman untuk pemasangan bekisting. Lakukan pemeriksaan pada struktur dasar tempat bekisting akan dipasang, apakah sudah rata dan kuat.
Pemasangan Panel Bekisting: Mulailah memasang panel bekisting sesuai dengan desain dan ukuran yang telah ditentukan. Gunakan alat bantu yang tepat untuk menjaga posisi dan kestabilan panel.
Penguatan Bekisting: Pasang elemen penguat pada bagian bekisting yang memerlukan ketahanan lebih, seperti pada balok atau kolom yang memiliki beban besar.
Pengujian Kekuatan: Setelah pemasangan selesai, lakukan pengujian untuk memastikan bahwa bekisting terpasang dengan kokoh dan aman untuk digunakan.
2. Pembongkaran Bekisting
Waktu Pembongkaran: Pembongkaran bekisting harus dilakukan setelah beton mencapai kekuatan yang cukup untuk menopang beban sendiri. Biasanya, pembongkaran dilakukan setelah 24 hingga 48 jam tergantung pada jenis beton yang digunakan.
Pembongkaran Secara Bertahap: Pembongkaran bekisting dilakukan secara bertahap, dimulai dari bagian atas dan bergerak ke bawah. Hal ini untuk menghindari kerusakan pada struktur beton yang baru saja mengeras.
Pemeriksaan Kualitas Beton: Setelah bekisting dibongkar, lakukan pemeriksaan pada kualitas beton untuk memastikan bahwa tidak ada cacat atau kerusakan pada permukaan beton.
3. Keselamatan dalam Pekerjaan Bekisting
Keamanan adalah hal utama yang harus diperhatikan dalam pekerjaan bekisting. Pekerja harus dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) seperti helm, sepatu pelindung, dan sarung tangan. Selain itu, area kerja harus dibersihkan dari benda-benda yang bisa mengganggu dan membahayakan keselamatan pekerja. Selalu pastikan bahwa bekisting terpasang dengan aman dan tidak ada celah atau kerusakan pada struktur yang dapat menyebabkan kecelakaan.
Baca Juga: Bagaimana Long Drat Dapat Meningkatkan Proses Konstruksi?
Kesimpulan
Pekerjaan bekisting merupakan salah satu tahap penting dalam konstruksi yang membutuhkan perhatian khusus terhadap material, teknik pemasangan, serta keselamatan. Dengan memperhatikan persyaratan teknis, pemilihan material yang tepat, dan prosedur yang benar, akan memastikan bahwa bekisting yang dipasang akan menghasilkan beton yang kuat dan aman. Pemahaman yang baik tentang persyaratan pekerjaan bekisting akan membantu menciptakan struktur yang berkualitas tinggi dan aman bagi semua pihak yang terlibat.
PT. Teknometal Konstruksi Utama adalah vendor penyedia scaffolding dan shoring systems dengan merk TEKNO untuk kebutuhan proyek konstruksi seperti infrastruktur, gedung, energi, dan migas. Jika Anda membutuhkan jasa scaffolding dan shoring system dapat menghubungi WhatsApp : 0811 998 057 atau Email : info@teknoscaff.com.