Pondasi Tapak (Foot Plate): Pengertian, Kelebihan, Kekurangan, dan Cara Membuatnya

Pondasi merupakan salah satu komponen terpenting dalam konstruksi bangunan. Pondasi bertugas untuk menyalurkan beban bangunan ke tanah di bawahnya sehingga bangunan dapat berdiri dengan kokoh dan stabil. Salah satu jenis pondasi yang sering digunakan adalah pondasi tapak atau foot plate. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, kelebihan, kekurangan, dan cara membuat pondasi tapak.

Pondasi-Tapak-Foot-Plate-Pengertian-Kelebihan-Kekurangan-dan-Cara-Membuatnya-Teknoscaff-2

Apa itu Pondasi Tapak (Foot Plate)?

Pondasi tapak (Foot Plate) adalah jenis pondasi yang paling umum dan dasar dalam konstruksi bangunan. Ini adalah elemen struktural yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan beban bangunan ke lapisan tanah yang lebih dalam. Pondasi tapak (Foot Plate) biasanya berbentuk persegi atau persegi panjang dan ditempatkan di bawah dinding dan kolom bangunan.

Selain itu, tujuan utama dari pondasi tapak adalah untuk memastikan bahwa beban dari bangunan didistribusikan dengan merata ke dalam tanah sehingga tidak menyebabkan penurunan atau pergeseran struktural yang signifikan.

Pondasi tapak (Foot Plate) memiliki dua jenis utama: pondasi tapak menerus dan pondasi tapak berisolasi. Pondasi tapak menerus membentang di bawah seluruh dinding bangunan, sedangkan pondasi tapak berisolasi hanya ditempatkan di bawah kolom-kolom tertentu. Pilihan antara keduanya bergantung pada rancangan struktur dan kondisi tanah.

Baca Juga: Pondasi Bore Pile: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan, dan Cara Membuatnya

Kelebihan Pondasi Tapak (Foot Plate)

Pondasi tapak (Foot Plate) memiliki sejumlah kelebihan yang menjadikannya pilihan yang umum dalam konstruksi:

1. Sederhana dalam Desain dan Konstruksi: Pondasi tapak adalah salah satu jenis pondasi yang paling sederhana dalam hal desain dan konstruksi. Mereka dapat dengan mudah diadaptasi untuk berbagai jenis bangunan dan kondisi tanah.

2. Distribusi Beban yang Merata: Pondasi tapak dirancang untuk mendistribusikan beban bangunan secara merata ke dalam tanah. Ini membantu mencegah penurunan atau pergeseran yang tidak diinginkan.

3. Biaya yang Terjangkau: Pondasi tapak cenderung lebih terjangkau daripada jenis pondasi yang lebih rumit. Biaya konstruksi dan perawatan biasanya lebih rendah.

4. Fleksibilitas dalam Desain Bangunan: Pondasi tapak memungkinkan fleksibilitas dalam desain bangunan. Mereka dapat dengan mudah diadaptasi untuk berbagai bentuk dan ukuran bangunan.

5. Kemampuan Mendukung Beban Berat: Dengan desain yang tepat, pondasi tapak dapat mendukung beban yang signifikan, termasuk pada bangunan bertingkat tinggi.

Kekurangan Pondasi Tapak (Foot Plate)

Meskipun memiliki banyak kelebihan, pondasi tapak (Foot Plate) juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan:

1. Tidak Cocok untuk Tanah yang Lunak: Pondasi tapak kurang cocok untuk tanah yang sangat lunak atau lempung yang dapat mengalami penurunan signifikan. Dalam kasus ini, pondasi yang lebih kuat mungkin diperlukan.

2. Dapat Memerlukan Ruang Tambahan: Pondasi tapak dapat memerlukan ruang ekstra di bawah bangunan, terutama pada bangunan dengan beban yang signifikan. Ini dapat membatasi penggunaan ruang di bawah bangunan.

3. Perlu Perencanaan yang Teliti: Meskipun desainnya sederhana, pondasi tapak masih memerlukan perencanaan yang teliti untuk memastikan kestabilan dan keamanan struktural.

4. Penyusutan Tanah: Meskipun dirancang untuk mencegah penurunan, pondasi tapak masih dapat mengalami sedikit penyusutan seiring waktu, yang memerlukan perawatan dan penyesuaian jika diperlukan.

Baca Juga: Syarat Konstruksi Bangunan 2 Lantai

Cara Membuat Pondasi Tapak

Pembuatan pondasi tapak (Foot Plate) melibatkan serangkaian langkah yang perlu diikuti dengan teliti. Berikut adalah panduan umum tentang cara membuat pondasi tapak (Foot Plate):

1. Survey Tanah: Langkah pertama dalam pembuatan pondasi tapak adalah melakukan survey tanah di lokasi bangunan. Ini penting untuk menilai jenis tanah, kemampuan dukungnya, dan tingkat air tanah.

2. Perencanaan Desain: Berdasarkan hasil penyelidikan tanah, perencanaan desain pondasi tapak dapat dilakukan. Desain harus mempertimbangkan jenis bangunan, beban yang akan didukung, dan kondisi tanah.

3. Pembersihan dan Persiapan Lokasi: Lokasi di mana pondasi akan dibangun harus dibersihkan dari material berlebih, sampah, dan tanaman. Ini akan memberikan permukaan yang rata untuk konstruksi.

4. Penggalian dan Pembuatan Bekisting: Setelah lokasi bersih, penggalian dilakukan untuk membuat lubang yang sesuai dengan desain pondasi. Bekisting kemudian dipasang untuk membentuk struktur pondasi tapak.

5. Penempatan Baja Tulangan: Baja tulangan ditempatkan di dalam bekisting sesuai dengan desain. Tulangan ini memberikan kekuatan tambahan pada pondasi.

6. Pengisian dengan Beton: Setelah baja tulangan ditempatkan, langkah selanjutnya adalah mengisi bekisting dengan beton. Beton harus berkualitas tinggi dan dicurahkan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa seluruh area pondasi diisi dengan benar.

7. Pemadatan dan Penyelarasan: Setelah beton dicurahkan, itu perlu dipadatkan dan diselaraskan untuk menghilangkan gelembung udara dan memastikan kekuatan yang optimal.

8. Perawatan dan Pemantauan: Pondasi tapak perlu dijaga dan dipantau secara rutin untuk memastikan bahwa mereka tetap dalam kondisi baik. Pemeriksaan rutin dan perbaikan jika diperlukan sangat penting.

Baca Juga: Cara Membuat Pondasi Rumah 2 Lantai yang Kokoh

Kesimpulan

Pondasi tapak (foot plate) adalah jenis pondasi yang paling umum dalam konstruksi bangunan. Mereka memiliki sejumlah kelebihan, termasuk sederhana dalam desain, distribusi beban yang merata, biaya yang terjangkau, fleksibilitas dalam desain bangunan, dan kemampuan mendukung beban berat. Namun, mereka juga memiliki kekurangan, termasuk ketidakcocokan untuk tanah yang lunak dan persiapan yang teliti.

Pembuatan pondasi tapak melibatkan beberapa langkah, termasuk survey tanah, perencanaan desain, penggalian dan pembuatan bekisting, penempatan baja tulangan, pengisian dengan beton, pemadatan, dan perawatan. Dalam memilih jenis pondasi yang sesuai untuk proyek konstruksi, perlu mempertimbangkan jenis bangunan, kondisi tanah, dan beban yang akan didukung.

Dengan pemahaman yang baik tentang pondasi tapak, insinyur konstruksi dapat membuat keputusan yang tepat dalam merancang dan membangun bangunan yang aman dan tahan lama. PT. Teknometal Konstruksi Utama adalah vendor penyedia scaffolding dan shoring systems dengan merk TEKNO untuk kebutuhan proyek konstruksi seperti infrastruktur, gedung, energi, dan migas. Jika Anda membutuhkan jasa scaffolding dan shoring system dapat menghubungi WhatsApp : 081 1998 057 atau Email : info@teknoscaff.com